Ruang dalam Pendidikan
Pendidikan dengan berbagai problemanya menyisakan satu ruang, yakni harapan akan masa depan manusia-manusia obyek dari pendidikan tersebut.
Dari berbagai pendekatan yang coba dikedepankan tentang pendidikan, dari Revolusi Mental hingga Full Day School, tampaknya belum ada yang menjadi resep jitu dari jalan keluar ini. Seiring itu berita demi berita menghiasi bagaimana sebagian anak bangsa menorehkan prestasi di dunia akademik.
Menariknya, dari kesemua itu ada permasalahan dasar yang sebenarnya kurang tersentuh, bukan hanya sejak reformasi, tetapi mungkin sejak Indonesia merdeka, yakni hak untuk mendapatkan pendidikan bagi warga negara.
Berfikir tentang kualitas, tetapi lupa bahwa secara fisik sekolah itu tidak ada.
Data BPS 2013/2014 tercatat dari 29 Juta anak Indonesia yang menempuh Pendidikan Dasar (6 tahun studi) hanya 6 Juta nya pada tahun tersebut yang menempuh Pendidikan Tinggi (4 tahun studi)
Permasalahan tersebut rasanya sudah diidentifikasi, dimulai dari biaya sekolah yang tidak terjangkau, atau perkara dasar yang luput oleh kita selama ini, tidak tersedianya sekolah untuk mencukupi jumlah tersebut.
Dari data yang sama disebutkan, 29 Juta siswa setingkat SD (masa studi 6 tahun), ditahun yang sama hanya 12 Juta siswa setingkat SMP, dan 9 Juta siswa setingkat SMA, dan hanya 6 Juta yang ada di Perguruan Tinggi pada tahun tersebut.
Sistem ini sudah sangat dapat dipastikan akan menghantarkan negeri ini dalam berpuluh tahun kedepan kedalam satu resesi sumber daya manusia, dan ini sangat perlu kita kritisi secara tajam.
Kita berada diambang resesi produktifitas, effisiensi dan efektifitas. Sawah dan ladang kita terkendala inovasi, penetrasi teknologi melemah kecuali yang bersifat konsumtif, produsen-produsen lokal kekurangan kreatifitas teknis, Indonesia dikejar pertumbuhan penduduk yang eksponensial.
Dengan laju pertumbuhan seperti itu, bagaimana kita akan mengantisipasi pelayanan pendidikan bagi seluruh warga negara.
Sebagai simulasi untuk satu sekolah dengan 2 ruang kelas setiap tingkatnya dan 30 siswa setiap kelasnya, maka 1 sekolah tingkat menengah dapat menyerap 180 siswa.
Untuk mengatasi kekurangan kursi sekolah untuk 3 Juta siswa didik, diperlukan 16 ribu sekolah, atau 5 ribu sekolah pertahun, jumlah ini akan terus meningkat seiring waktu.
Sudah saatnya kita kembali memberi ruang kepada pendidikan, harus sekarang, dan harus segera.