Kegelisahan Yang Mati Gaya
Hari ini, dua hari setelah pelantikan Presiden Republik Indonesia ke-7, Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla, dimana kegelisahan mulai berjangkit, bukan karena rasa miris kekalahan tetapi gelisah karena ditelantarkan.
Ya gelisah yang mati gaya kawan, apapun sesumbarmu berbicara tentang celoteh derma yang kau berikan dan olehnya kau merasa dibiarkan tanpa cerita bersambung, kemudian kau mencari simpati ku untuk mencoba melihat kau dengan rasa kasihan, kau salah sikap kawan.
Kawan kita yang lain selalu berkata “tidak ada makan siang yang gratis bung”, dan patutnya kau pun mengerti itu, dunia harapan yang memiliki sisi kelam.
Mimpi-mimpi idealismu hanya bisa disampaikan oleh lawanmu satu periuk-bejana, dimana kau merasa terganggu oleh kehadirannya, kau terganggu dengan kehebatannya, sedikit iri dengan kedip mata, itu lah yang dikatakan – satu level dengan kepiawaianmu.
Sedangkan aku, masih dalam lubang yang sama, hanya mampu memberikan “hai” dengan “jempol” dalam telepon genggamku.
Esok, matahari masih bersinar, angkat kembali kepalamu, jangan biarkan dunia terlelap tanpa kehadiranmu, walau memang kegelisahanmu mati gaya.