Between Faith and Ethic
Wow, ini malam benar-benar mencerahkan, seperti membuka lembaran-lembaran memori yang telah tersimpan rapat di ruang yang terkunci.
Gw sibuk dengan pemahaman faith dan ethic, dan bersikeras bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan, apa yang diyakini akan membentuk satu nilai-nilai integritas yang kita amini sebagai sebuah kebenaran atau pembenaran yang relatif (etika), dan etika ini sebagai sebuah alat uji pembenaran apakah yang kita yakini relevan ataukah memiliki distorsi pemahaman.
Jika banyak orang berkata nggak ada urusan apa yang diyakini (termasuk dalam hal ini agama) dengan nilai-nilai universal, termasuk para cendekiawan-cendekiawan islam yang mengaku modern, gw bersedia kapan aja untuk mendiskusikan mengenai hal ini, bahkan kalau perlu tanpa memerlukan dalil ayat quran yang kadang-kadang mereka fobia untuk dijadikan referensi.
Ternyata eh ternyata, dalam buku yang di ubek-ubek bokap gw di kamar gw, (beliau lagi nyari buku filosofi sains dan islam dikamar gw, trus ditinggalin deh buku2 yang tidak diminati), ada buku yang gw baca-baca lagi, bukunya Mehdi Nakosteen yang judulnya “Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat”, pasti ada deh yang ilfil denger-denger bahasa indonesia “islam”, gw sebutin judul aslinya “History of Islamic Origins of Western Education AD 800-1350 with an Introduction to Medieval Muslim Education”, kok artinya indonesianya kesannya mengeksklusifkan diri ya :).
Gw lagi baca kutipan Fatihatul Ulum (Introduction into Science) Algezel (Al-Ghazali), kan dia selain sufi juga seorang filosof, dan dia sering membahas tentang teori of ethics, dan diterjemahkan dalam bahasa arab “Al-Akhlak”.
Pastinya udah bisa nebak apa yang mau gw tuliskan? 🙂
Yup, udah lebih dari lima tahun gw pake konsep “Faith” dan “Ethic” ternyata dalam kajian yang paralel disebutkan sebagai “Aqidah” dan “Akhlak”, g**a gw kemana aja men… Tapi seribu sayang, waktu di sekolah pelajaran kayak gini terlalu literer, nggak berkesan sama sekali dalam pengembangan dialektika, kalau ini ternyata jadi basic philosophy of science kayak para filosof-filosof dulu mengajarkan murid-muridnya yang masih awal atau bocah-bocah, tentang filosofi-filosofi dasar seperti tuhan, alam semesta, cinta, kasih sayang, kejujuran, dsb kayaknya keren abis, pake baju kayak filosof-filosof, keren juga kali, dari pada SD pake celana pendek dan berdasi, ah amit-amit nggak kayak pelajar, udah kayak pemain bola aja, cuma baju beda harga ama bahan aja.
Kesimpulan: EUREKA!!!!!
Faith & Ethic == Aqidah & Akhlak
benar-benar penemuan termutakhir malam ini 🙂