Ujian Nasional

Males bahas kenapa banyak siswa gak lulus, pake nangis-nangisan segala, dan males juga sedih-sedihan karena ketidak lulusan, tapi tetap aja sedih juga, sampe ada yang bunuh diri, ini gimana coba…

Iseng-iseng breakdown pertanyaan seputar UN (Ujian Nasional), dan gw jawab sendiri 😉

1. Kita perlu UN nggak, sebagai sebuah alat ukur?

perlu lah, masa gak perlu, supaya kita tahu mana yang bener-bener sekolah, mana yang main-main sekolahnya

2. UN gimana yang bagus, yang ada soalnya? atau yang gak ada soalnya?

aduh, gw bingung ama pertanyaan lu, ujian apa yang gak pake soal?

3. Trus soal UN bagus gak?

pastinya baguslah, buktinya banyak yang gak lulus, kalau lulus semua, ya soalnya gak bagus

4. Apakah UN menentukan kelulusan?

ini dia pertanyaan yang bagus. relatif, maksudnya kita bisa posisikan UN ini sebagai alat kalibrasi bukan sebagai alat yang memutuskan, yang siswa sulit terima selain karena masalah gak lulus UN, juga karena dia gak lulus sekolah.

5. Kalau misalnya UN gak menentukan kelulusan, terus gimana bagusnya formula mengkombinasikan UN

gini, anggap aja UN kayak TOEFL, bisa diambil kapan aja, dimana aja, tetapi melalui lembaga yang diakreditasi oleh instansi terkait (diknas red.), jadi orang lulus sekolah biarin aja, habis itu mereka silakan mengambil UN untuk bisa masuk ke Universitas, dan ini tergantung juga dengan universitas apakah mereka mau mengakui standard ini atau tidak.

6. Karena anda menyebut2 universitas, apa hubungannya universitas dengan ini

bos, walaupun ini masalah negeri (pns red.), kita tetep bicaralah effiesiensi, berapa banyak biaya yang bisa di effisiensikan kalau ujian masuk universitas gak dilakukan oleh masing-masing universitas, masuk universitas udah bukan kayak nyeleksi anak SD, ada hal lain yang bisa dilakukan oleh universitas, toh kenyataannya berapa persen anak jenius yang berprestasi di universitas, lalu dunia akademik sudah mulai mengakui multiple inteligence, ada key variabel selain masalah record academic sang siswa, sehingga lebih baik universitas menggali hal-hal ini.

7. Anda kan menyebut hal-hal ini, bisa lebih dijelaskan?

ya ini bos

8. Ini gimana? kalau gak bisa jelasin gak usah bahas “ini” donk

ada-ada aja lu. gini, ini… (terdiam beberapa saat)

duh bingung…

9. Jangan bingung donk, jelasin lagi dengan bahasa yang anda bisa

gerak-gerakin tangan, maksudnya pake bahasa isyarat

simplenya gini, buat interview, setiap orang punya alasan untuk memilih sesuatu, termasuk memilih jurusan, mereka pastinya juga punya latar belakang, lebih bagus lagi kalau mereka sudah punya referensi, misal kalau mau masuk teknik mesin ditanya, apa yang kamu tahu tentang teknik mesin?

10. Anda teknik mesin ya? kok bawa-bawa teknik mesin?

saya filsafat teknik mesin, hahaha…

11. Kembali tentang UN, gak eksklusif donk kalau UN kayak TOEFL

ya eksklusif la, coba berapa acuan yang universitas berani berikan, misalnya universitas mensyaratkan nilai UN minimal misalnya 110, habis itu kan tinggal di interview aja siswanya seperti yang saya bilang sebelumnya, universitas juga pastinya perlu nyali, perlu juga tahu diri berapa nilai yang mereka butuhin.

12. Lebih dalam ke UNnya, gimana dampaknya misal kita gunakan metode kayak ini?

asiknya semua kembali ke individunya, apakah nilai UN nya dia rasa sudah cukup? apakah cukup untuk masuk universitas yang dia minati? atau dia cukup untuk masuk universitas yang sesuai dengan pencapaian dia

13. kok anda sebut-sebut pencapaian bukan hasil

ya bedalah pencapaian dengan hasil, sebenarnya sama aja seh :p hanya saja kalau bicara pencapaian, kita merasa hal tersebut kita capai, dan ada peluang untuk memperbaiki pencapaian kita dikemudian harinya

14. dampaknya ke universitas bagaimana?

secara gak langsung, hal ini menjadi acuan untuk universitas, kita juga secara gak langsung bisa menilai universitas dari persyaratan dan nama besar yang mereka bangun sendiri.

15. Ok, tadi kan anda berteori, sekarang praktisnya gimana? Gimana aplikasinya secara real?

mudah-mudahan pertanyaan terakhir nih, praktisnya, UN tetep bisa dikoordinir oleh sekolah, dengan cara sekolah menginisiasi UN ini dengan instansi terkait, kalau sekolah merasa gak perlu, ya gak apa-apa, tapi pastinya ada prestige sendiri lah untuk sekolah yang memikirkan hal ini.

16. Ok, pertanyaan terakhir. Anda berminat jadi Mentri Diknas nggak pak?

saya masih muda mas, masih panjang jalan untuk kesana, lagi pula saya gak punya uang untuk jadi PNS 😉 ok udah dulu yah…

Leave a Reply