konsistensi kritis terhadap konstelasi

aku berada dalam bayangan semu yang tak seorang pun berencana untuk angkat kaki
menarik,
diantara semai yang bukan miliknya, ia masih juga terbuai

hendak kemana jiwa itu dihantar?
jika tautannya bertaut dengan ribuan nyawa yang bukan hanya bapaknya, ibunya, istrinya, saudara-saudaranya dan anak cucunya

apa asa yang hendak diharap, jika para pengusungnya tak juga hadir dengan tulus
jika ramai mereka dengan berhentak kaki yang hendak berdamai
lalu apa alibi mereka terhadap mereka yang tersia-sia

dijiwanya ada teriak lantang menolak nasib
tapi hanya berkata, tanpa ada satu konsistensi kritis terhadap konstelasi

waktu yang terbuang sia-sia
dengan lamunan yang berkamuflase dengan renungan

toh semuanya tak menginspirasikan apa-apa kemudian
terlebih mengubah siapa-siapa

Leave a Reply