Berjihad diantara Peperangan
Akhirnya datang intuisi di malam kemarin, terlepas semua keraguan, bila yang baik dia datangnya dari Tuhannya dan jika dia khilaf datangnya dari sang hamba.
Tentang muamalah, relasi manusia dengan manusia, tetapi kenapa kitab peperangan tidak termasuk dalam bahasannya? Apakah mungkin karena permasalahan faedah dan manfaatnya yang dipandang kurang, yang dipandang tidak disukai tetapi mungkin diperlukan untuk bersikap.
Seperti muamalah lainnya, individu adalah perkara mutlak, individu dengan individu, berperang dengan jelas, dengan siapa, ijab qabul, tapi apakah lantas dia menjadi maksum jika hal-hal ini tidak terpenuhi, wallahualam…
Tapi setidaknya dia berada dalam posisi yang memungkinkan untuk menyerang dan bertahan di kala akalnya tersadar, karena berperang bisa jadi bukan hanya perkara kepastian akan mati, tetapi juga ketidak pastian akan hidup.
Wallahualam…