Beberapa point lebih penting dari sekedar administrasi negara
Sebagai rakyat tentu kita memiliki hak untuk diperhatikan dan dipedulikan oleh negara. Tapi ironisnya, sejauh manakah pelayanan publik mendapat porsi perubahan dalam agenda para calon pemimpin kita?
Pemberantasan Korupsi memang patut di acungi jempol, tapi terlepas dari itu, apakah rakyat sebenarnya merasakan kecurangan akibat korupsi? Pastinya banyak yang menjawab tidak, ya tetapi Negara dirugikan. Jikalau begitu baiknya ditambahkan agenda untuk mengurangi kerugian rakyat yang dialaminya secara langsung dalam pelayanan publik yang benar-benar tak lebih dari sarang penyamun, walaupun mereka berkedok sebagai polisi sekalipun.
Saya sedikit tertawa tentang BLT, apakah para pejabat, tokoh dan pemimpin negeri ini tak tahu, BLT yang didapat tak lebih dan tak kurang hanya habis untuk mengurusi pungli untuk pelayanan publik, dimulai dari meminta surat keterangan RT, RW, Lurah, Camat, Surat kehilangan di Polsek, BPKB, STNK, KTP, SIM, Bea Cukai, Perizinan. Ohhh… kenapa semua hal ini tidak ada yang memperhatikan.
Mari kita kritik bersama.
1. Pemerintah harus mengeffisienkan struktur tingkatan pemerintahan, apakah RT pantas dijadikan PNS atau dibiayai negara? Sekarang kita bukan berbicara tentang gaji atau biaya mereka, tetapi apakah RT dan RW, Kelurahan masih pantas ada di area kotamadya? Wilayah harus dikembangkan, berikut strukturnya.
2. KTP harus diambil alih secara terpusat, memang terasa lebih memudahkan untuk mengurus KTP di kelurahan, tetapi buntut setelah itu yang akan panjang dan menjadi lingkaran setan, KTP tidak berlaku seluruh Indonesia, pendataan tidak lengkap, yang akhirnya berujung pada tidak validnya daftar DPT. Lingkaran setan ini harus diatasi.
3. Pungli dimana-mana. Jikalau kita menghadapi preman ataupun oknum tidak resmi, faktor keamanaan sosial adalah kuncinya. Sekarang bagaimana jika pungli dilakukan di area publik oleh abdi masyarakat, mengurus KTP sampai mengurus passport saja sampai seperti ini, sudah begitu memaksa pula, tak lebih dan tak bukan seperti sarang penyamun. Tatapan licik mencari mangsa, semakin bertampang kusut, semakin menjadi potensi sasaran dengan keuntungan besar.
4. Pendidikan Gratis. Kalau yang ini, diwujudkan saja, sudah kepalang basah semua pihak berjanji, sekarang tinggal wujudkan, tidak susah tokh?
— dilanjutkan nanti —