percaya “didalam kesulitan, terdapat kemudahan”
Alhamdulillah, hanya itu yang bisa saya lafalkan…
21 April 2009 hari yang berharga buat saya, hari ketika saya dan keluarga pergi menyampaikan maksud untuk mengkhitbah seorang anak perempuan dari sebuah keluarga di negeri seberang.
Ada rasa haru yang amat dalam ketika ayah menyampaikan kata-kata yang dahulu pernah disampaikannya pada bulan Juli 2008 ketika saya memohon pamit untuk bertemu (taaruf) dengan orang tua (wali) dari perempuan yang saya belum pernah temui sebelumnya, “Lelaki harus meyakini takdir yang dipahatnya seorang”. Kata-kata itu membuat saya tertunduk sekali lagi, dan berkata dalam hati kecil ini “terimakasih ayah”.
Lain padang lain belalang, lain pula respon yang diberikan ibu terhadap hal ini, “Hey nak kanduang, sibiran tulang”, rasa khawatir, rasa tersesat di negeri yang belum pernah disinggahi, terlebih untuk hal semacam ini, dan jawaban ayah diatas adalah penawar sementara untuk kekhawatiran ibu.
Hari tersebut 21 April 2009, masa-masa ta’aruf yang dilewati perlahan, penuh kecemasan, akhirnya dibumbui oleh suasana gembira, khitbahku diterima. Alhamdulillahi rabbi alamin… Maha besar Allah dengan segala kehendaknya…
Keluarga belum lagi sempat bertemu dengannya, tetapi masing-masing keluarga sudah berta’ruf, di KotaBharu, Kelantan, di Bangi, Selangor… Tuk Bah, Tuk Yah, Tuk Mek, Tuk Ma, dan seluruh keluarga… Terimakasih, semoga Allah menaungi kita semua. Terimakasih Ayah, Ibu, Rosa, dan seluruh kerabat yang turut bergembira…
Ya, sungguh benar janji Allah… Didalam kesulitan, Allah menyisipkan banyak kemudahan, bagi orang-orang yang bersyukur…