Pendahuluan Proposal MUBES IV

Regenerasi Kepengurusan adalah hal vital yang dilakukan setiap organisasi untuk mempertahankan eksistensi organisasi. Pengejewantahan terhadap nilai-nilai dalam sebuah organisasi perlu dilakukan secara tersirat dan tersurat, tersirat dalam artian diperlukan sebuah budaya atau kultur dimana dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung telah dapat merefleksikan secara kasar the type man in it, kira-kira seperti
apa orang-orang didalamnya. Tersurat dalam artian ada sebauh peraturan tertulis yang bersifat formal yang lebih berperan dalam sebuah legalitas dalam tatanan formal yang pada kondisi tertentu diperlukan yang tidak bisa dicover oleh kultur yang tersirat.

Maka dengan ini kami Ikatan Alumni Insan Cendekia, sebuah organisasi yang mewadahi alumni Insan Cendekia Serpong, yang memiliki visi menghimpun segenap potensi anggota berdasarkan ikatan emosional sebagai alumni Insan Cendekia, dan memanfaatkannya untuk berkontribusi kepada Masyarakat, Agama, dan Insan Cendekia. Kami bermaksud mengadakan sebuah rutinitas yang disatu sisi memiliki sudut pandang rutinitas, dan di sisi lain memiliki sudut pandang sebagai sebuah wadah satu-satunya yang dapat mewadahi pengembangan visi dikalangan alumni. Semakin banyak anggota yang bertambah dalam IAIC, semakin dewasa orang-orang yang didalam IAIC, maka IAIC harus dapat berkembang menjadi sebuah media kondusif yang dapat mengembangkan sebuah visi yang melingkupi seluruh visi anggota IAIC, idealnya.

Kami IAIC sadar, momen agitasi tidak menjadi prioritas kami dalam mengembangkan visi dikalangan alumni, momen agitasi dalam artian melakukan pengembangan visi dengan cara konfrontatif. Opsi yang kami pilih adalah melakukan pengembangan dengan menghindarkan alumni dari sebuah upaya konfrontatif yang secara kondisional dapat mengabaikan wajah intelektualitasnya. Kami membentuk ILC, sebuah wadah yang bisa menaungi maksud kami tersebut. IAIC Learning Center dibentuk bertujuan untuk
memaksimalkan pengembangan visi alumni secara alamiah, yakni melalui penjabaran wacana yang sistematis dan optional, yakni melalui pentransferan wacana dalam bentuk script, (umumnya berupa tulisan, gambar atau upaya aktualisasi media visual lainnya).

Sejauh ini IAIC berusaha memaksimalkan peranan alumni dalam menopang kemandirian IAIC, walaupun dikarenakan beberapa alasan, kemandiran IAIC memiliki perlambatan yang tidak sesuai dengan rencana pengembangan IAIC yang kondusif bagi anggotanya dan memiliki manfaat dan faedah yang banyak bagi masyarakat disekitarnya. IAIC membentuk sebuah Badan Semi Otonom yang kelak diprediksi akan mampu mengoptimalkan kemandirian IAIC, yakni Koperasi IAIC. Dengan sistem manajemen yang khas, Koperasi IAIC berdiri sebagai garda depan perekonomian IAIC.

Akan tetapi penjabaran keadaan IAIC yang dijabarkan diatas tidak akan berarti banyak, selama tidak ada konsistensi yang mampu mempertahankannya, partisipasi akif dalam menimbulkan konflik interest yang sehat masing-masing anggotanya, dan lingkungan kondusif yang mengelilinginya. Dan akhirnya MUBES IAIC menjadi sebuah Forum yang strategis yang menentukan apakah IAIC dapat mempertahankan eksistensinya. Apakah IAIC akan digerogoti kemauan dasar dari anggotanya, dan termonopoli oleh zaman yang berusaha merobohkannya, atau IAIC akan mampu sebagai sebuah organisasi independen yang tidak akan mudah tergoyahkan dalam kondisi apapun.

IAIC mengadakan MUBES IAIC dalam rangka berusaha menghadapi persoalan diatas. Segala upaya dalam mengoptimalkan MUBES IAIC ini akan sangat-sangat membantu, disaat keterbatasan dalam waktu dan tempat menjadi kendala bagi masing-masing anggota IAIC.

Leave a Reply