Teori Nilai Real
Setahun belakang ini, saya tertarik dengan bagaimana harga suatu produk fluktuasi, sehingga pada awalnya saya berfikir, mekanisme pasar harus dirubah dengan cara memperkecil “skup”, artinya prediksi harga dibuat tidak terpengaruh dengan fluktuasi di wilayah lainnya. Pembaca bisa membaca lebih detail tentang ini dalam blog saya di www.andodinejad.blogspot.com dengan judul mekanisme pasar.
Terdapat dualitas dalam perdagangan selama ini, mengapa harga barang hasil Industri memiliki harga yang relatif stabil dibandingkan harga kebutuhan pokok. Saya akan rangkum beberapa perkembangan pemikiran saya disini.
Pada saat saya memulai S2 saya dengan kuliah Metodologi Produk Desain, dimana ada satu bahasan tentang Engineering Economics yang menyinggung tentang NPV (Net Present Value) dan Design for Manufacturing (DFM) yang juga menganalisis hingga harga produksi produk satuan.
Dalam dunia Industri seperti ini dimana harga suatu produk pada umumnya dibebankan untuk membiayai ongkos produksi, tak ada pada hakikatnya berbicara tentang keuntungan buta yang didapatkan dari mengakumulasikan beberapa angkat “setan” dalam perhitungan, atau dengan kata lain semua angka didapatkan dari kalkulasi total harga dan jumlah produksi dan prediksi harga dan jumlah penjualan.
Sedangkan dalam perkara pokok kebutuhan harian, dimana fluktuasi harga sangat-sangat fluktuatif sebenarnya menjadi pertanda bahwa terdapat “angka setan” yang mempengaruhi fluktuasi harga, baik penambahan-penambahan bagi spekulan pasar, penimbunan oleh lintah darat, maupun yang lainnya dimana prediksi keuntungan yang dibebankan kepada produk tidak berdasar pada biaya produksi.
Pada hakekatnya hal ini sah-sah saja, akan tetapi demi kepentingan bersama, keberlangsungan produksi, dan pengembangan sistem produksi hal ini patut dikoreksi secara besar-besaran, ada sesuatu yang salah dalam pengadaaan, produksi, distribusi barang-barang kebutuhan pokok kita.
Dengan dualitas yang terjadi di pasar sekarang, saya lebih percaya dan memegang tentang “Nilai Real”, yakni nilai yang berdasarkan biaya-biaya produksi yang sifatnya lebih stabil dibanding nilai-nilai unreal yang bersifat spekulatif.
Lalu baru-baru ini saya membaca buku Ilustrasi Warren Buffet oleh Ayani Morio yang sudah ditranslasi, dalam buku ini kurang lebih saya mendapatkan Metode Investasi Warren Buffet yang lebih berpegang pada nilai Real seperti yang dituliskan oleh Benjamin Graham, seorang Ekonom keturunan Yahudi yang menulis buku “The Intellegent Investor”.
Dengan ini pandangan sederhana saya tentang “Nilai Real” ternyata sudah pernah dianalisis oleh ekonom dan dipraktikkan oleh manajer investasi tersukses di dunia. Artinya “Nilai Real” ini terbukti merupakan variabel yang dapat dijadikan acuan, terbukti secara keilmuan, dan dapat diterapkan (ini yang terpenting). Benar-benar serupa dengan apa yang saya maksudkan, tetapi ini baru kulitnya, saya akan coba membaca “The Intellegent Investor” untuk mendapatkan komparasi yang lebih mendalam.
Untuk skala Indonesia (mengenai investasi), saya masih memiliki beberapa pesimistis dikarenakan pola pembukuan usaha yang minim (lemah), dan trend usaha (kecil-menengah) yang belum terbuka untuk investasi (pengusaha kecil-menengah kita lebih sulit untuk berbagi keuntungan “investasi” dibandingkan membayar pinjaman “loan” ).
Mari kita lihat kedepannya.
saat ini saya mencoba teori nilai real ini pada pengembangan BMT Insan Cendekia, dan Percetakan Adelina: bagaimana perkembangan kedepannya akan saya coba analisis dan sharing, dan semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian