Kenapa saya jarang berbicara Islam

Saya hidup sudah lebih 24 tahun, dan bagi saya Allah itu sangat Indah. Dan sulit rasanya untuk bermain dalam ranah teologi, sehingga paling jauh saya berbicara tentang filsafat agama, bukan ketuhanan.

Pencarian Kebenaran

Saya masih ingat satu masa saya dibingungkan dengan pernyataan senior saya tentang “pencarian islam sebagai agama yang benar”, karena dia sudah beragama islam. Apakah kufur atau seperti apakah dia, wallahu’alam, saya hanya menjelaskan logika matematika saja, ketika kita berada dalam satu ruang, maka memilih mencari pintu masuk, artinya mencari dari luar ruangan tersebut, apakah logika “pencarian” tersebut sebanding dengan konsekuensi logis berada di luar ruangan. Pada akhirnya kedua senior saya itu meminta saya mengimami shalat berjamaah. ^_^

Menjadi Imam

saya juga memahami tentang kriteria menjadi Imam, hafalan, lantunan dan rupawan ^_^, tetapi ada satu lagi yang saya pahami, posisi tuan rumah memiliki hak yang lebih besar, kecuali sang tuan rumah memiliki kekurangan dari tiga diatas, tentunya kita berada di ranah subyektif.

Percaya Setan

Terkadang saya suka teriak dengan keras “eh setan balikkin dompet gw”, karena ada satu saat saya tidak bisa mengingat atau bahkan tertutupi matanya oleh “mereka” hingga barang-barang tertentu tidak bisa saya temukan, umumnya ketika menunda-nunda shalat, dan kemudian “ajaib” dompet dengan mudah diketemukan. ^_^

Bosan dengan Oknum

Sebenarnya saya bosan dengan oknum-oknum yang mengatasnamakan agama, baik dari kalangan aktivis islam, ikhwan-ikhwan, mu’alim (pencari ilmu), atau bahkan orang sok tahu (kata temen arab saya, si bahlul ^_^). Oknum-oknum sebenarnya siapa?

Tidak puas dengan keterbatasan

Dalam satu kitab Sufi, “Ihya Ullumuddin” (kata temen saya Ihya Ullumuddin ini banyak hadits dhaif, tetapi yang hadir sekarang ini umumnya sudah banyak revisinya, oleh murid atau ulama lainnya, karena isinya bagus). Kira-kira seperti ini bunyinya:

“Siapa-siapa yang beriman dan beramal shaleh, Allah berikan dunia padanya”, yang saya pahami, kemudahan-kemudahan dan keinginan sesuai dengan kadar egonya.

Hadits Logam

Hadits ini spesial bagi saya, karena selain siapa yang memberikan, karena isinya sangat saya sukai.

People are like mines of gold and silver. Those of them who are best before Islam are best in Islam, If they have religious knowledge and understanding; and the spirits are like gathering armies, among these who are similar in qualities, they get mixed up with each other and those who are not, they drift away from each other. Hadits -Bukhari and Muslim-

Revisi

Mungkin suatu saat pandangan-pandangan ini harus di revisi, sesuai dengan kondisi empunya, tapi dalam jangka waktu tertentu saya kira relevan.

Leave a Reply