Retorika Teknologi

Ada satu hal yang teringat ketika seorang habibie ditanya tentang jurusan IPS waktu beliau datang ke almamater tempo hari, beliau menyampaikan mindset sains dan teknologi lebih penting dari berada dimana dia, apakah IPS ataukah IPA.

Seorang kawan meminjamkan buku berjudul “IPTEK Nasional Pasca Habibie”, memang secara detail saya tidak begitu tertarik dengan apa yang ada didalamnya, dikarenakan keterbatasan saya juga memahami maksud tulisan tersebut.

Teknologi memiliki peranan penting dalam pengembangan level ekonomi, derajat suatu bangsa. Sebagai salah satu refleksi: Pernahkah kita sadar bahwa Industrialisasi yang terjadi di Indonesia pada umumnya di dominasi peletakkan lini-lini produksi dalam industri yang terakhir. Dimana proses Konsep Developmentnya Toyota, Honda, dan perusahaan manufaktur lainnya, kita bisa jadi adalah bangsa assembly, bangsa yang diletakkan dalam satu lini produksi akhir, perakitan, pembuatan, dsb.

Apakah ini kaitannya dengan pendidikan? Ya!! Dan setelah itu pendidikan yang kemudian menjadi lini-lini pembangunan Teknologi, saya bukan berbicara tentang jurusan Teknik, tetapi TEKNOLOGI. Analisis sosial yang menjadi market survey pencitraan dan penentuan pengembangan konsep suatu teknologi, ada organizing disana, tak ada satu pakai teknologi menciptakan satu produk teknologi secara independen. Harus ada banyak lini keilmuan disana, yang pada akhirnya berujung pada hal-hal yang sarat teknis, sistem ataupun produk yang kemudian kita kenal dengan TEKNOLOGI.

Saya melihat secara garis besar, Indonesia kehilangan visi teknologinya dalam penciptaan karakter bangsa, Teknologi tidak menjadi satu manifesto alat untuk mencapai Indonesia yang makmur dan sejahtera. Jika kita berbicara tentang sumber daya alam, ini belum Teknologi. Semua bangsa di dunia yang jika di anugerahi kekayaan alam seperti Indonesia, mana yang akan merasa kerugian, kita belum berbicara tentang Teknologi pada akhirnya, tetapi jika kita berbicara tentang satu sistem eksplorasi kekayaan alam Indonesia, baru lah kita berbicara Teknologi, kita berbicara PERTAMINA, kita berbicara PLN, kita berbicara TELKOM, ini lah sistem-sistem Teknologi yang dibangun. Sedangkan Produk Teknologi,  IPTN, PAL, PJKA, dsb ini yang seharusnya menjadi satu produk teknologi, tetapi yang terjadi pada akhirnya lagi adalah Industrialisasi yang meletakkan kita SDM-SDM Indonesia dalam lini terakhir dari proses Industri.

Lini terakhir ini kaitannya dengan mass production, mass production ini ada pula kaitannya dengan penurunan cost services perunit, intinya standar gaji yang rendah. Dan secara sederhana kita kembali lagi ke thesis Tuan Tanah dan Pekerja.

Teknologi hendaknya dibangun sebagai alat untuk mencapai visi misi Bangsa Indonesia, menjadi bangsa berdaulat, adil dan makmur. Dan kita belum sedikit ke arah sana.

Leave a Reply