nostalgia awal puasa
waktu terus berdetak, dan hanya kenangan yang tersisa
Puasa ini menjadi awal puasa pertama setelah 6 (enam) tahun jauh dari rumah, puasa kemarin sibuk berburu jadwal penceramah di masjid-masjid di yogyakarta, dan yang menjadi favorit adalah masjid kampus ugm dan masjid syuhada.
Akhirnya kembali rumah, awal puasa di rumah, banyak yang berubah dan 6 (tahun) jauh di rumah membuat perubahan-perubahan tak berimbas terlalu besar.
Satu yang menjadi kenangan yang saat ini menohok, ternyata sudah 8 (delapan) tahun ua (panggilan nenek dari ibu) meninggal, tak ada lagi yang menyuruh pijat dengan upah semangkuk es tebak (es campur dalam bahasa ua), tak ada lagi yang membangunkan sahur dengan nasi dan lauk siap dimakan, yah sekarang semua itu tinggal kenangan.
Berharap Ramadhan kali ini menuju insan yang lebih baik, yang bersiap menghadapi perubahan-perubahan diri, yang mengenal dirinya (berdasar quotes rumi, man arafa nafsahhu arafa rabbahu), yang pada akhirnya meningkatkan taqwa…
Maaf-maafan jangan lupa
Alternatif sekarang harus dicari, tampaknya susah mencari daftar ceramah tarawih berikut judul di masjid-msjid sekitar sini, umpama masjid pondok indah, masjid hidayatullah UIN dan masjid-masjid populer lainnya. Kalau shalatnya udah ada imam di rumah, kalau mau agak malam dikit (memposisikan taraweh menjadi qiyamul lail) bisa shalat sendiri, dan ceramah tarawih mendapat tempat sendiri untuk menyegarkan ghirah (semangat) berislam dan keislaman kita.
duh, gw rindu ua gw…