Wisuda di depan mata

3 Bulan penuh penantian, wisuda didepan mata…

Mencoba berkontempelasi, apa makna dari ini semua, apakah hanya sekedar selebrasi?

Di tempat yang nun jauh disana, dimana kesarjanaan lebih mudah dicapai (dalam skala biaya oleh native), memiliki prestise yang membanggakan.

Entah kenapa dengan negeri ini, terlalu banyak inisiasi yang menjadi tolok ukur, di mulai dari IPK, Jilbab (aneh, di negeri mayoritas muslim ini, jilbab pun masih menjadi masalah, presiden aja bebas mau pakai batik, jas atau t-shirt polo), domisili, kemampuan dan sebagainya. Walaupun sering kali hal tersebut hanya menjadi dalih membanggakan sang pekerja.

Entah apa pula yang menyebabkan hal ini menjadi satu dogma, apakah karena pengangguran terlalu berlebihan?

Yang terlihat jelas adalah, menjadi sarjana adalah melalui satu fase untuk menjadi lebih tua (entah kalau dewasa), dan menjadi incaran baru imperialis (penjajahan) oleh manusia sebangsanya (hahaha…)

Leave a Reply