civilization & nationstate

Peradaban (civilization) adalah hal yang berbeda dengan Negara (nationstate), begitu juga sebaliknya.

Ketidakserupaan ini dikarenakan perbedaan pijakan awal (obyek) dan tujuan akhirnya.

Peradaban dibangun dengan dasar kesejahteraan (welfare) sedangkan negara dibangun berdasarkan dasar optimalisasi fungsi kelembagaan.

Karena perbedaan ini pula, dalam proses pengembangannya pastilah terdapat tujuan-tujuan yang dirasa tidak optimal bagi pengembangan kesejahteraan akan tetapi berlaku optimal bagi fungsionalisasi kelembagaan.

Sebagai contoh, DI Yogyakarta, dikarenakan mayoritas areal di Yogyakarta didominasi oleh keraton, maka internalisasi nilai-nilai dan budaya dikembangkan berdasarkan nationstate, penentuan kesejahteraan diberlakukan setelah fungsi-fungsi telah optimal. Dan ini berjalan dengan baik.

Minangkabau, areal adalah hak milik ulayat (adat) karena internalisasi nilai-nilai nationstate pastinya tidak akan berjalan optimal, sehingga salah satunya harus dikorbankan.

Apakah civilization based atau nationstate based yang akan kita pilih untuk mengembangkan Indonesia sebenarnya tidak masalah, tinjauan yang sama diberikan oleh salah satu founding father tan malaka, tidaklah masalah harus monarki, presidential, parlementer, federasi, akan tetapi yang perlu dilihat adalah apakah bentuk-bentuk itu sesuai dengan karakteristik bangsa ini, sesuai dengan karakter areanya, karakter manusianya, dan lain sebagainya.

referensi: Demokrasi Kita (hatta), Politik (Aristotle), 100% Merdeka (Tan Malaka), dsb

Leave a Reply